Candi Prambanan – Menghabiskan waktu liburan untuk berwisata adalah hal yang menyenangkan. Apalagi jika kita sengaja menjadikan waktu liburan untuk menilik wisata sejarah, seperti Candi Prambanan yang berada di Yogyakarta.
Candi Prambanan telah kokoh berdiri sejak abad 9 M. Candi ini ini kaya akan arsitektur yang megah dan berkelas dunia. Inilah salah satu hal yang menjadikan candi Prambanan sebagai destinasi wisata bagi para turis lokal maupun luar negeri.
Bukan hanya arsitektur kelas dunia saja yang menjadikan candi Prambanan istimewa. Lebih dari itu terdapat pula cerita rakyat yang telah diwariskan secara turun-temurun. Menariknya lagi, asal usul keberadaan candi Prambanan ini dulunya sempat dijadikan alur film oleh produser ternama, Raam Punjabi.
Candi Prambanan yang notabene merupakan sebuah candi Peninggalan Kerajaan Hindu ini berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta. Candi yang megah ini mempunyai ukuran dan ketinggian terbesar se-Asia Tenggara. Menakjubkan bukan?
Candi Prambanan mempunyai tinggi 47 meter dan menurut informasi, candi ini telah dibangun sejak abad ke-9. Pada dasarnya candi Prambanan ini adalah bangunan yang dipersembahkan untuk tiga dewa dalam agama Hindu. Yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Pencipta yang mana menjadi Dewa Pemelihara. Sedangkan Dewa Siwa menjadi Dewa Penghancur.
Saat kita memasuki kawasan candi Prambanan, kita akan menjumpai banyak bangunan yang ada disana. Tapi hanya ada 3 candi yang diutamakan dan 3 candi inilah yang menjadi candi utama. 3 candi ini meliputi Candi Brahma, Candi Wisnu dan Candi Siwa. Menariknya, candi Siwa lah yang menjadi candi tertinggi dengan tinggi sekitar 74 meter yang juga menjadi candi Hindu tertinggi di Indonesia.
Lokasi Candi Prambanan
Beruntung bagi kita yang ingin bertandang ke candi Prambanan, sebab lokasinya sangatlah strategis. Perjalanan menuju candi Prambanan bisa kita tempuh dari Kota Yogyakarta, tepatnya sekitar 17 KM dari kota.
Nantinya kita akan tiba di dusun Prambanan Kec. Bokoharjo. Lokasinya pun tidak jauh dari jalan raya, mungkin hanya sekitar 100 meter (Jl Yogyakarta – Solo). Tidak sulit untuk bisa menemukan lokasi candi bersejarah ini. Candi Prambanan masih termasuk wilayah Kab. Sleman dan Kab. Klaten.
Setelah runtuhnya Dinasti Syailendra, barulah muncul gagasan untuk membangun candi Prambanan. Tak kurang dari satu Abad Dinasti Syailendra yang beragama Buddha pernah menguasai tanah Jawa.
Keruntuhan Dinasti Syailendra ini kemudian digantikan oleh Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu. Candi Prambanan yang dibangun untuk menyaingi candi Borobudur ini adalah peninggalan agama Buddha atau Dinasti Syailendra yang telah kalah.
Proses Pembangunan Candi Prambanan
Jika ditinjau dari segi luas bangunannya, candi Prambanan memang menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia. Tapi, hingga kini masih menjadi tanda tanya besar mengenai asal usul candi Prambanan yang sebenarnya. Belum diketahui pasti siapa yang memerintahkan pembangunan candi ini dan kapan tepatnya candi ini dibangun.
Akan tetapi ada ahli yang menyatakan bahwa candi Prambanan berdiri sejak pertengahan abad ke – 9. Atau lebih tepatnya ketika Wangsa Sanjaya menguasai kerajaan Mataram Kuno dengan Raja Balitung Sambu.
Pendapat ini bukan tanpa alasan yang kuat. Sebab terdapat prasasti Syivagrha yang bertuliskan angka tahun 856 M dan juga terdapat keterangan bahwa prasasti ini ditulis ketika masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan.
Sejarah Candi Prambanan dalam Prasasti Shivagrha
Prasasti Shivagrha ini bertuliskan angka 856 M. Dalam Prasasti ini terdapat keterangan yang menjawab semua rasa penasaran kita. Yakni dahulunya candi Prambanan ini dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewa Siwa yang tak lain adalah dewa terbesar dalam agama Hindu.
Dilengkapi pula dengan keterangan yang menyatakan bahwa candi Prambanan diberi nama Shiva-grha yang artinya adalah rumah Siwa atau kerajaan Siwa.
Sepertinya prasasti ini memang dibuat untuk menjawab semua teka – teki akan asal usul candi Prambanan. Karena dalam prasasti tersebut juga dijelaskan akan adanya proyek besar yang dilakukan di sekitar candi. Proyek besar yang dimaksud adalah tentang pembangunan sungai Opak. Sungai ini sungai besar yang mengalir di bagian utara candi.
Candi Prambanan Sebagai Pusat Pemerintahan
Kemegahan arsitektur candi Prambanan ternyata membuat kerajaan Mataram yang dikuasai oleh Dinasti Sanjaya tertarik untuk menjadikan candi ini sebagai pusat pemerintahan kerajaan.
Setelah itu Mpu Sendok memimpin kerajaan Mataram, muncullah gagasan untuk memindahkan Ibu Kota yang semulanya di Yogyakarta lalu dipindakan ke Jawa Timur. Ada yang mengatakan bahwa pemindahan ini dilakukan karena letusan gunung merapi hingga perang perebutan kekuasaan.
Mirisnya, usai pemindahan tersebut candi Prambanan mulai diabaikan dan ditinggalkan. Tidak ada yang merawatnya hingga akhirnya candi Prambanan ini runtuh karena gempa bumi.
Dulunya candi Prambanan dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Mataram karena terdapat beberapa kompleks besar yang ada di sekitar candi. Hal ini diperkuat atas penemuan candi Ratu Boko yang diyakini menjadi kerajaan Mataram Hindu dan lokasinya hanya sekitar 5 KM dari candi utama atau candi Prambanan.
Runtuhnya Candi Prambanan – Sejarah Candi Prambanan
Perpindahan pemerintahan kerajaan Mataram ke Jawa Timur ini menjadikan candi Prambanan runtuh. Alasan yang memperkuat perpindahan tersebut adalah karena adanya letusan gunung merapi yang berada di sebelah utara candi. Lebih dari itu, telah terjadi pemberontakan besar pada masa Dinasti Sanjaya sehingga membuat lingkungan candi tidak aman lagi.
Perpindahan Ibu Kota pemerintahan kerajaan Mataram ke Jawa Timur ini berlangsung pada tahun 930 M dan didirikanlah Dinasti Isyana. Candi Prambanan hanya menyisakan puing – puing akibat adanya gempa yang terjadi pada abad 16.
Penemuan dan Pemugaran Candi Prambanan
Usai mengalami keruntuhan akibat gempa bumi, candi Prambanan terkubur selama ratusan tahun. Beruntungnya pada tahun 1733 candi ini kembali ditemukan oleh C.A Lons. Candi yang ditemukan pertama kali adalah candi Syiwa.
Mengingat candi Syiwa mempunyai ketinggian yang luar biasa, maka proses penggalian cukuplah memakan waktu yang panjang dan berhasil diselesaikan pada tahun 1885 yang diawasi oleh Groneman.
Setelah selesai digali, candi ini diidentifikasi di bawah pengawasan Oudheidkundige yang merupakan Dinas Purbakala pada masa Belanda. Kemudian candi ini direkonstruksi kembali. Pemugaran candi dimuali pada 1926 dan selesai pada 1953.
Tiga Candi Utama di Kawasan Candi Prambanan
Candi Syiwa
Candi ini menjadi candi pertama yang berada di kompleks Prambanan. Ketika ditemukan setelah ratusan tahun terkubur, candi ini sudah sangat rusak. Inilah yang membuat proses pemugaran berlangsung sangat lama. Asal mula diberi nama candi Syiwa karena pada candi ini ada arca Syiwa.
Candi Roro Jonggrang merupakan nama lain dari candi Syiwa. Bukan tanpa sebab, karena pada arca ini juga terdapat arca Roro Jonggrang atau Durga Mahisasueamardani.
Luas candi Syiwa adalah 34 meter persegi dan tinggi batur 2,5 meter, sedangkan tingginya adalah 47 meter sangat jauh berbeda dari sebelum mengalami keruntuhan yang mempunyai tinggi 74 meter.
Terdapat banyak pahatan dan hiasan pada dinding candi. Hiasan ini bergambar seekor singa yang tengah berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan dan pahatan ini bisa diyemukan pada semua dinding kaki candi. Ada pula gambar anjing, kera, kijang, kambing, merak dan kelinci.
Candi Wisnu
Candi Wisnu menjadi candi kedua yang berada di kompleks Prambanan. Tepatnya, candi ini ada di bagian utara candi Siwa dan menghadap ke timur. Pada candi ini bisa ditemukan sebuah relung yang terdapat arca Dewa Wisnu.
Candi Wisnu mempunyai lebar 20 meter, tinggi 37 meter dan panjang 20 meter. Menariknya, ada pagar langkan yang berada di sekeliling candi yang katanya merupakan penggambaran tentang reinkarnasi Krisna dari Dewa Wisnu. Dewa Wisnu ini digambarkan dengan memiliki 4 tangan dan masing – masing membawa gada, sangkha (kerang bersayap, cakra (cakram) dan kuncup teratai.
Candi Brahma
Candi Brahma merupakan candi ketiga yang berada di kompleks Prambanan. Tepatnya berada di selatan candi Siwa dengan ukuran yang nyaris sama dengan candi Wisnu. Pada candi ini juga terdapat relung dengan arca Dewa Brahma di dalamnya dengan tinggi 2,4 meter dan berdiri di atas pedestal.
Dewa Brahma ini merupakan dewa pencipta dimana keempat tangan yang dimilikinnya selalu memegang kendi dan tasbih. Terdapat pula pagar langkan yang mengelilingi candi dan mengisahkan tentang cerita Ramayana.
Demikianlah ulasan tentang sejarah candi prambanan, semoga bermanfaat buat Anda.